IHT Persiapan Menyongsong Semester 2 dengan Pendekatan Belajar Deep Learning

Dalam upaya mendukung implementasi kurikulum yang lebih inovatif, SMP Negeri 3 Ampelgading telah melaksanakan kegiatan In-House Training (IHT) pada Sabtu 11 Januari 2025. Kegiatan ini bertujuan untuk membekali guru dengan pendekatan pembelajaran Deep Learning. Acara yang berlangsung selama satu hari penuh ini diikuti oleh seluruh tenaga pendidik di sekolah tersebut, dengan menghadirkan narasumber berkompeten dari tim penyusun konsep pembelajaran Deep Learning yang ditunjuk oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kepala Sekolah, yang menegaskan pentingnya penguasaan metode pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS). Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa Deep Learning adalah salah satu pendekatan yang sejalan dengan naskah akademik yang telah diluncurkan oleh Kemendikdasmen, yang diharapkan dapat menjadi solusi dalam menghadapi tantangan pendidikan era modern. “Guru harus mampu mentransformasi ruang kelas menjadi tempat pembelajaran yang aktif, kolaboratif, dan bermakna bagi siswa. Pendekatan Deep Learning membantu kita memahami siswa bukan hanya sebagai pelajar, tetapi sebagai pembelajar sepanjang hayat,” ungkap Kepala Sekolah.
Paparan Materi oleh Ahli
Sebagai pembicara utama, dihadirkan bu Niken Emiria Faradella,S.Pd.,M.Pd salah satu anggota tim penyusun konsep Deep Learning di Kemendikdasmen. Dalam pemaparannya, bu Niken Emiria Faradella,S.Pd.,M.Pd menjelaskan bahwa pendekatan Deep Learning dirancang untuk membantu siswa menguasai materi pembelajaran secara mendalam, membangun pola pikir kritis, dan mengaitkan pengetahuan dengan kehidupan nyata. Pendekatan deep learning juga merupakan Solusi menuju 8 dimensi profile lulusan yaitu; 1 keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan YME, 2. kewargaan, 3. Penalaran kritis, 4. Kreativitas, 5. Kolaborasi, 6. Kemandirian, 7. Kesehatan, 8. Komunikasi. “Kita tidak hanya berbicara tentang siswa yang mampu menjawab soal ujian. Tapi, bagaimana siswa dapat memahami konteks, menganalisis informasi, dan menciptakan solusi atas permasalahan kompleks,” jelas bu Niken Emiria Faradella,S.Pd.,M.Pd. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi dalam pembelajaran. Dalam pendekatan ini, siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi, berbagi pendapat, dan belajar dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Melalui beberapa contoh video pembelajaran dari sekolah-sekolah dan praktek baik yang telah menerapkan Deep Learning, bu Niken Emiria Faradella,S.Pd.,M.Pd menunjukkan bagaimana cara mempraktekkan pendekatan deep learning di dalam kelas agar siswa lebih antusias dan mampu berinovasi dalam menyelesaikan tantangan.
Sesi diskusi dan tanya jawab.
Setelah paparan teori yang disampaikan oleh bu Niken Emiria Faradella,S.Pd.,M.Pd kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab interaktif. Dalam sesi ini, para peserta diberi kesempatan untuk mendalami berbagai hal tentang konsep dan implementasi pendekatan Deep Learning. Beberapa pertanyaan yang diajukan oleh guru mencerminkan antusiasme serta keingintahuan mereka untuk menerapkan pendekatan ini di ruang kelas. Bu Rofiqoh, S.Ag., M.Ag yang merupakan guru agama islam menanyakan , “Bagaimana cara mengintegrasikan Deep Learning dalam pembelajaran dengan dengan tema materi Sejarah Islam, ?” Menanggapi hal tersebut, bu Niken Emiria Faradella,S.Pd.,M.Pd menjelaskan pentingnya membuat perencanaan pembelajaran yang fokus pada aspek esensial dan memanfaatkan strategi kolaboratif, serta mengkaitan dengan salah satu atau beberapa 8 dimensi profil lulusan dan pemanfaatanya dalam dunia nyata. Pertanyaan lainnya dari Pak Warsono (guru matematika) yang menyampaikan tentang pengalaman mengajarnya saat membawa anak-anak belajar di luar kelas untuk menghitung paving agar dapat mengkaitkan tujuan pembelajaran menghitung bidang datar ternyata tidak semua siswa tertarik. Menjawab pertanyaan ini bu Niken pun menegaskan Kembali pentingnya asesmen diagnostic awal untuk mengenali gaya serta minat belajar siswa sehingga guru dapat menerapkan pembelajaran yang bisa diterima oleh banyak siswa yang memiliki keragaman cara belajar.
Pertanyaan lainnya dari moderator terkait dengan wacana kembalinya Ujian Nasional, “Apakah penerapan pendekatan deep learning juga akan menjadikan siswa mampu menjawab soal teoritis UN ?” Bu Niken Emiria Faradella,S.Pd.,M.Pd menekankan bahwa kekawatiran tentang ketidak mampuan siswa dalam menjawab soal teorotis UN tidak akan terjadi, pada pendekatan deep learning siswa juga sudah melalui tahapan surface learning di mana siswa memahami teori terlebih dahulu sebelum menuju tahapan deep learningnya, keberhasilan Deep Learning lebih ditentukan oleh pola pikir guru dalam merancang pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk mengeksplorasi, bertanya, dan menciptakan solusi.
Sesi ini menjadi kesempatan berharga bagi para guru untuk mendapatkan gambaran lebih jelas tentang tantangan dan solusi dalam menerapkan Deep Learning di sekolah.
Penutupan dan Harapan
Kepala Sekolah dalam penutupan acara mengungkapkan harapannya agar IHT ini menjadi langkah awal bagi sekolah dalam memaksimalkan potensi guru dan siswa. “Setelah ini, saya harap kita semua dapat mengimplementasikan Deep Learning dengan semangat yang sama, sehingga menghasilkan generasi pembelajar yang unggul dan berkarakter. Sesuai dengan visi misi sekolah”
Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan yang berkualitas tidak hanya membutuhkan kurikulum yang baik, tetapi juga guru yang siap menghadirkan pengalaman belajar yang mendalam dan bermakna.